Langsung ke konten utama

Postingan

Jangan Pesimis, Kamu Pasti Mampu

           "Aku kesal, kenapa pagi-pagi Pak Agus sudah marah-marah", ucap seorang karyawan saat bercerita dengan rekan kerjanya karena baru saja dimarahi atasan.      "Hari ini baru laku satu jualanku. Bagaimana ya, bu?", ujar seorang pedagang kepada istrinya.      "Hari ini nilai bahasa Inggrisku 70. Ini masih ada di bawah ambang nilai KKM", kata seorang siswa setelah melihat lembar ujiannya.      Masalah. Semua orang hidup pasti punya masalah. Pada dasarnya memang masalah adalah salah satu bagian dari kehidupan. Tapi, sadarkah kamu bahwa semua masalah hadir bukan hanya sekedar menampakan diri saja. Setiap masalah yang muncul dalam hidupmu merupakan bagian dari proses mendewasakan diri.      Mungkin kamu bisa sembunyi. Namun, kamu tetap saja tidak bisa menghindarinya. Masalah itu harus dihadapi. Saat kamu hanya sembunyi dan terus mencoba untuk menghindari, masalah tetap akan jadi masalah. Masalah akan tetap ada dan selalu berusaha menghantuimu setiap saat
Postingan terbaru

Financial Freedom

TikTok TikTok  Saat ini jam bertengger di angka 11 lebih 27. Sudah malam untuk waktu Indonesia. Hari ini seperti biasa aku banyak menghabiskan waktuku di kantor. Meeting, briefing, meeting lagi, briefing lagi. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa aku hidup sebagai wanita karir yang berangkat pagi dan pulang tanpa bisa melihat matahari.  Lima hari seminggu aku habiskan untuk bekerja. Sisanya di waktu weekend juga aku habiskan dengan mengambil pekerjaan lepas sebagai penulis. Walau kadang masih bisa asyik main bareng teman-teman sampai lupa waktu.  Capek? Honestly , aku justru lebih menikmati rutinitasku yang padat merayap seperti ini. Aku suka hidup produktif daripada hanya scroll handphone sampai memble. Aku pasti akan istirahat kalau capek. Aku juga akan mengambil jeda kalau aku males kerja. Ya inilah hidup bagiku. Lakukan apa yang aku mau.  Bagaimana Pendapatku Tentang Financial Freedom? Sebagai seorang wanita karir yang dulunya berasal dari keluarga biasa saja, aku pasti cukup

A Quarter Life Crisis

  Baru saja aku selesai mengunyah separuh burger ayam keju. Burger yang lumayan enak karena kubeli dengan potongan diskon dari toko oranye. Hanya saja kalau dibandingkan dengan versi burger beef keju, kalah jauh. Tetap burger beef keju yang menang telak.  Ah, ini toh bukan semacam kompetisi burger terenak. Lagipula masih satu dapur. Tak akan jadi masalah besar tentang mana yang paling enak.  Aku menilik jam yang bertengger di atas meja belajar kecilku. Katanya jam sepuluh malam kurang seperempat menit. Dulu, sewaktu aku masih tinggal di desa atau di daerah, di jam-jam seperti ini aku sudah pulas. Minimal aku sudah rebahan santai sambil tertawa renyah menyimak handphone seolah tak ada beban untuk menyongsong esok hari. Kalau sekarang, bagaimana?  Menjadi manusia yang berusia sudah lebih dari seperempat abad, menurutmu bagaimana? Apakah ini masa-masa kritis? Masa dimana perlombaan menikah sudah mulai diambil start oleh teman-teman sebayaku. Bahkan ada yang sudah punya anak tiga. Wah,